Forum Lingkar Pena (FLP) Adalah Sebuah Wadah Komunitas Para Penulis. Di Sini Para Penulis Berkumpul, Saling Berbagi dan Menebar Semangat.

Menentukan Prioritas


Menentukan Prioritas

[Rindang Yuliani]


Baru-baru ini aku membuat daftar prioritas di buku agendaku. Sebelum membuat daftar prioritas, aku membuat list berbagai hal apa saja yang menyibukkanku selama ini. Akhir-akhir ini aku memang merasa overwhelmed karena overload pekerjaan. Oleh karena itu aku memutuskan untuk membuat daftar apa saja yang selama ini aku kerjakan dan yang diamanahkan kepadaku.

 

Ternyata ada sekitar 18 hal yang selama ini menyibukkan kehidupanku. Mulai dari keluarga, pekerjaan kantor, amanah dalam organisasi, pekerjaan online, kelas-kelas menulis, dan sebagainya.

 

Poin-poin tersebut kudapatkan dari grup WA yang kuikuti, sisanya di kehidupan nyata. Jika ada grup WA yang di dalamnya aku sama sekali tidka berkontribusi dan grupnya juga tidak terlalu penting bagi perkembangan pribadiku, aku lebih memilih untuk left saja. Mengosongkan memori dan melegakan beban kehidupan.

 

Selanjutnya, aku mengurutkan ke-18 hal tersebut dari yang paling penting sampai ke yang paling tidak penting di bulan ini. Ya, hanya pada bulan ini karena kupikir bulan depan aku bisa mengubah prioritasku (jika memungkinkan) sehingga hidupku lebih bervariasi.

 

Hal-hal yang tidak terlalu penting atau yang selalu menjadi bagian terbawah prioritas akan masuk menjadi calon yang kudelete dari kehidupanku. Dengan catatan amanah atau kewajibanku sudah selesai di sana. Sekali lagi, ini untuk melegakan pikiran dan hidup yang semakin padat. Catatan untuk diriku sendiri, aku harus bisa tegas berkata tidak jika datang tawaran (yang termasuk dalam bukan prioritas) datang kepadaku. Biasanya aku sulit menolak tawaran. Jadi targetku 18 hal tersebut akan berkurang menjadi sekitar 15 buah saja atau kurang.

 

Next, aku akan membuat rincian hal-hal apa saja yang harus aku kerjakan secara maksimal dari 18 hal tersebut. Sub-poinnya. Jadi, setiap bulan bisa saja setiap sub-poinnya berebda. Tergantung prioritasku bulan tersebut. Ngerti kan maksudku? Untuk menjalani hidup yang baik, kita tentu saja harus maksimal melakukan hal yang kita mampu dan yang kita mau.

 

Dengan membuat daftar begini aku merasa hidupku lebih terarah. Aku tidak lagi kelabakan, aku sudah tahu apa tujuanku.

 

Nah, aku jadi ingat latar belakang lain aku membuat daftar prioritas seperti ini karena awalnya aku sering merasa insecure. Setiap melihat pencapaian orang lain, aku insecure. Kapan ya aku juga bisa begitu? Padahal aku tidak tahu usaha apa yang sudah dilakukan oleh orang lain untuk mencapai hal tersebut.

 

Jadi dengan menentukan prioritas begini aku sudah tidak terganggu lagi dengan pencapaian orang lain. Hidupku lebih slow. Aku hidup dengan lebih lega dan tidak menyalahkan diriku atas kecepatan hidupku. Aku tidak sedang berpacu dengan orang lain. []

Share:

Lima Rumus Mudah Memulai Tulisan

Lima Rumus Mudah Memulai Tulisan

Oleh Rahmah

Pernah merasa nggak kalo kita terlalu banyak berpikir untuk memulai sebuah tulisan? Ada banyak sekali gagasan yang meluncur bak air terjun yang meluncur deras atau sebaliknya kita merasa nggak ada yang ingin kita tuliskan. Sulit mengail gagasan atau memulai huruf pertama boleh jadi kita jarang mengisi amunisi dalam memori kita.

Ada banyak orang yang kepengen jadi penulis tapi faktanya rasa malas mendera kadarnya melebihi motivasi untuk menulis itu sendiri. Males baca emang bisa nulis? Bisa, tapi, suer deh, kalian bakalan ngerasain sesuatu yang berbeda antara seorang penulis yang rutin membaca sama yang enggak. Ada juga yang beranggapan bahwa mendengarkan podcast atau menonton film jauh lebih menginspirasi untuk memancing datangnya ide ketimbang baca buku. Nah, para podcaster atau para sineas itu tentunya punya referensi kan sebelum bikin siniar dan film. Kudu riset dulu. Mau gak mau mesti pantengin buku atau minimal eyang Google juga kan?

Jadi, rumus pertama supaya kita ringan mengayunkan pena adalah rajin baca buku dong. Terasa aneh rasanya ada orang yang mengaku sebagai penulis namun ngeluhin gak sempat baca buku walaupun cuma selembar per harinya. Padahal kalau mau ditimbang dan diukur, baca selembar itu sebentar banget. Lebih lama kita nongkrong di kamar mandi atau sibuk gak karuan pegang gawai sekian menit atau berjam-jam. Tul, nggak?

Rumus kedua, tulis sesuatu yang memang kalian kuasai. Kita suka dunia kesehatan, tentukan permasalahan yang mau kita bahas dan langsung eksekusi. Nulis bebas aja dulu. Kalau udah mau ngasih solusi, boleh deh cus meluncur nyari data dan fakta lewat berbagai sumber. Misalnya, tujuan kita nulis ramuan herbal untuk ngasih jalan keluar bagi remaja yang lagi jerawatan. Sok atuh, tulisa kita beneran bikin seneng bagi para pejuang jerawat yang emang lagi butuh solusi.

Rumus ketiga, nulis berdasarkan pengalaman nyata kalian. Tuliskan saja apa saja yang pernah kalian alami tanpa perlu memikirkan ejaan atau mengedit tulisan terlebih dahulu. Get it flow! Kita kesel habis difitnah temen, muntahin deh semua unek-unek kita sampai terasa plong. Nanti lanjutin lagi nyari infomasi boleh gak sih kita overthinking dan kaitin langsung sama pengalaman kita tadi. Dijamin deh ya, tulisan kita lebih bernyawa karena kita bener-bener nulis dari hati. Nulis dengan emosi itu membuat kita lebih lancar bertutur. Eh.. eh,, gak terasa tuh udah berlembar-lembar tuh nulisnya.

Rumus keempat, buatlah buku berisi bank ide agar kita mudah untuk mencari ide-ide yang sudah kita kumpulkan. Kita tinggal bawa buku ini kemanapun kita pergi sehingga ketika ada ide yang berkelindan di kepala kita bisa langsung eksekusi atau boleh juga merekamnya lewat perekam suara jika bukunya ketinggalan. Saat mandi atau beraktivitas suka ngerasa kan tiba-tiba ada gagasan yang bertandang tanpa diundang. Eh, saat kita beneran serius lagi mikir sang gagasan tadi malah nggak dateng-dateng. Dengan adanya buku ini, kita gak hanya nyatet ide. Di bagian halaman yang lain sediain juga halaman khusus nyatet dialog cerita yang menurut kita diksinya asyik atau informasi yang menurut kita bener-bener baru dari bacaan yang sedang kita baca. Dari sini kita bakalan dapetin pemantik untuk memulai sebuah tulisan versi kita sendiri. Asyik kan karena kita bakalan selalu punya stok untuk membuat tulisan baru.

 Rumus kelima, nyuri ide dari dari orang lain. Wah.. gimane ceritenye nih! Jadi gini ya Sob, kalo kita udah kebelet pengen nulis tapi otak masih buntu berarti saatnya nih ke luar rumah. Entah jalan-jalan atau ketemu temen. Bisa juga diskusi ama temen di komunitas. Dari ngobrol ngalur-ngidul tadi yakin deh ada insight yang akan kita temuin. Ini nih enaknya kalo kita punya temen yang satu frekuensi alias satu visi dan misi sama kita. Omongannya bakalan langsung nyambungkan? Haha hihi tapi tetep dapat ilmu. Relasi pertemanan kita lebih luas dan bisa berkolaborasi menghasilkan karya dengan lebih cepat. Cari temen yang serius untuk bikin buku bersama. Jika kita pikir kembali untuk menerbitkan buku solo tentunya perlu waktu beberapa lama sedangkan ketika kita mengikuti sebuah komunitas kepenulisan maka kita bisa segera menuntaskan membuat antologi sesuai dengan tema disepakati jika emang sudah ada perjanjian sebelumnya. 

Nah, gimana-gimana masih bingung mau mulai nulis? Semoga enggak ya. Kalau udah nyaman nulis emang suka lupa waktu. Jangan lupa berwudu sebelum nulis dan perbanyak berdoa semoga Allah memudahkan jalan kita berbagi kemanfaatan melalui pena. Untuk menjadi seorang penulis yang profesional dan andal memerlukan proses kreatif dan waktu yang tak sedikit. Gagal nulis hari ini bukan berarti gagal nulis besoknya lagi. Kecuali emang kita cuma punya niat sebesar biji jagung yang gampang tenggelam oleh lautan waktu. Yah, bakalan gak jadi-jadi deh tulisannya.

Saat menulis memang biasanya sering datang ide-ide lain yang kita rasa lebih menarik. Stop! Jangan mudah terpengaruh deh. Lanjutin gih tulisan kita tadi. Terkait ide baru yang tiba-tiba nongol itu kita catat dulu di buku bank ide. Tetap harus fokus nyelesein tulisan yang sedang kita garap sekarang. Jangan sampai kita tergoda sehingga tulisan yang sekarang ini tidak kelar-kelar bahkan mungkin akan tidak selesai di tengah jalan. Salam semangat dan tetep stay positive. Wallahu a’lam bish-shawabi.

Oleh Rahmah

 

Share:

Banjir

                              Banjir 


Banjir Bandang yang terjadi pada tanggal 14 Januari 2021 menyisakan pilu yang begitu mendalam dihati warga masyakarat  Hulu Sungai Tengah, betapa tidak,  begitu banyak warga yang terdampak dan harus mengungsi karena kehilangan tempat tinggal mereka yang disapu banjir bandang yang dahsyat yang berhasil melumpuhkan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Bahkan parahnya lagi Banjir bandang kali ini juga menelan jiwa. Dan pada saat itu HST begitu terpuruk  dan berada dititik terendah. Sehingga begitu memerlukan berbagai bantuan dari berbagai pihak baik pemerintah, masyarakat ataupun dari relawan dari berbagai daerah.

Saat itu HST betul-betul perlu recovery semuanya sektor baik dari segi insfrastruktur ataupun psikologi orang-orang yang mengalami trauma akibat banjir bandang yang melanda. Selain itu, ada juga persoalan yang besar dimana sampah, material lumpur banyak terdapat dimana-mana. Menyebabkan Kota Barabai yang dulu bersih indah dan asri berubah drastis  jadi kota yang kusam dan tak berseri lagi. Ini PR kita semua untuk mengembalikannya agar bisa kembali bersih, sehat dan berseri.

Melihat situasi sekarang dua bulan setelah  banjir HST. Alhamdulillah HST  sudah mulai berbenah dan mulai bersolek lagi, tumpukan sampah yang menggunung sudah berhasil diangkut, material yang menutup jalan sudah mulai singkirkan, tumpukan-tumpukan material yang hanyut jg sudah dievakuasi. Nah PR nya sekarang adalah bagaimana membuat HST kembali bersih, indah dan berseri. Ini ngga cuma pekerjaan Dinas Lingkungan hidup tapi ini perlu kerjasama dari semua elemen masyarakat bagaimana agar semua pihak bisa berperan aktif dalam hal pembersihan lingkungan sekitar, penghijauan/ penanaman kembali hutan yang mulai gundul, pembersihan fasilitas-fasiltas umum, menataan kembali tata ruang kota, pengaturan drainase yang baik.  Selain itu semua untuk kedepannyai pemerintah juga harus menyiapkan diri menjadi Kabupaten yang tangguh bencana, penting bagi masyarakat untuk diberikan simulasi tanggap darurat terhadap bencana sehingga masyarakat bisa siap bila terjadi bencana, penambahan armada evakuasi perahu karet juga penting agar makin cepat penyelematan warga.

Lalu bagaimana mengembalikan HST yg sehat, bersih, indah dan berseri? Maka, semuanya kita harus terlibat baik pemangku kebijakan ataupun  masyarakat misalnya bagaimana pemerintah memberikan lagi sosialisasi penyadaran tentang pentingnya membuah sampah pada tempatnya bukan ke sungai, pentingnya menjaga hutan agar ttp hijau, pentingnya daerah resapan, pentingnya budaya cinta lingkungan. Nah ini harus disambut baik masyarakat  dgn  bisa menerapkan apa yang sudah disosialisasikan, kesadaran memiliki banua harus ditanamkan untuk semuanya agar kita sama-sama bisa menjaga. Bukan saatnya lagi untuk saling menyalahkan tapi bagaimana kita bersatu untuk bangkit dari keterpurukkan mari sama-sama kita kembalikan Kabupaten HST yang bersih, sehat,hijau, indah dan berseri. Bangkitlah HSTku. Insha Allah kita bisa melewati cobaan ini bersama. Marilah kita bersahabat dengan alam dan hidup rukun dengannya tanpa merusak ekosistemnya. #savemeratus

Oleh Nunuy

Share:

Dompet Unicorn


Danu baru saja keluar dari masjid. Dia dan beberapa orang di sana baru selesai salat zuhur. Entah kenapa, kali ini Danu mengambil rute pulang yang berbeda dari biasanya. Jalanan yang dilewatinya kali ini lebih sepi dari rute yang biasa digunakannya. Tidak hanya itu, permukaan jalannya pun sangat membantu hati untuk bersikap sabar. Sebab jalanannya berlubang-lubang, dan membuat Danu terombang-ambing di atas motornya.

 

Sialnya, kantong belakang Danu yang tidak begitu dalam, ditambah kondisi jalan yang tidak rata, membuat Danu tidak sadar, bahwa dompetnya yang kurang masuk dengan sempurna terjatuh. Dompet malang bergambar unicorn itu, tergelatak begitu saja di tengah jalan.

 

-o0o-

 

Kurang lebih lima belas menit berselang sejak jatuhnya dompet Danu. Seorang pria bernama Ganda melintasi rute yang sama dengan Danu. Tak sesial Danu, di jalan yang sering dikatakan orang-orang rusak itu, Ganda melihat seonggok dompet berwarna pink.

 

“Wah, ada dompet nih.”

 

Ganda memungut dompet itu, dibolak-baliknya, memperhatikan tampilan luar dari benda tersebut.

 

“Dilhat dari warnanya, dan gambar kartun kuda bertanduk satu ini... sepertinya ini punya cewek deh. Kukembalikan ah, siapa tau jodoh, hehe...”

 

Ganda yang berniat baik setengah-setengah pun mulai membuka dompetnya, mencari kartu identitas, atau hal lainnya untuk membantunya menemukan pemilik dompet tersebut. Tak sesulit mencari jarum di tumpukan jerami, dia pun menemukan beberapa kartu identitas.

 

“Danu Ramadhan, Danu Ramadhan, Danu Ramadhan lagi...” dia membaca nama yang tertera pada ketiga kartu identitas itu. “Ah, masa sih dompet ginian punya cowok?”

 

Ganda merasa tak yakin, namun kemudian dia membatin, “Jangan-jangan ni cowok setengah-setengah... hi...” Ganda bergidik. Namun tiba-tiba matanya tertuju pada tiga lembar uang merah di dalamnya.

 

-o0o-

 

Satu menit berlalu semenjak dompet itu kemudian ditinggal di tempat yang sama oleh Ganda. Lily seorang anak kecil berusia delapan tahun, sedang asik bersepeda di jalan yang tak wajar itu. Lily yang memang menyenangi...

 

“Waaa... unicorn!!”

 

Nah, itu dia. Dia baru saja teriak setelah melihat dompet pink bergambar unicorn tersebut. Sejurus kemudian, dompet itu sudah masuk ke bajunya. Lily membawa pulang dompet itu ke rumah, dan dipamerkannya pada kakak perempuannya, Mawar.

 

“Lihat, aku punya dompet baru...” ucap Lily sambil melambai-lambaikan dompet tersebut ke hadapan muka kakaknya.

 

TAP!! Kegesitan tangan seorang kakak yang murka tak dapat terlihat bahkan oleh pemindai kecepatan sekalipun.

 

“Punya siapa ini?” tanya kakaknya sambil memeriksa isi dompet itu. Seketika dia tersenyum, menahan tawanya.

 

Melihat reaksinya, Lily yang tadinya kesal gak jadi, berubah jadi penasaran dan kemudian bertanya, “Ada apa, kak?”

 

“Sepertinya yang punya dompet ini laki-laki deh,” ucap Mawar sambil memperlihatkan KTP yang ada di dompet tersebut. “Mending kamu buang lagi aja deh dompet ini, daripada nanti kamu ditangkap polisi...”

 

Mawar melempar benda itu lagi ke adiknya. Namun dengan cepat, diambilnya lagi dompet itu dari adiknya.

 

“Tunggu, tunggu... perasaan tadi ada sesuatu deh di sini...” ucap Mawar sambil mengambil satu lembar kertas merah dari dalam dompet itu. “Nah, ini...”

 

“Eh, kakak...” Lily hendak protes, namun Mawar berlalu begitu saja.

 

Takut dirinya ditangkap polisi karena barang bukti masih ada di tangan, Lily pun melempar begitu saja dompet tersebut ke halaman rumahnya.

 

-o0o-

 

Malamnya, Danu yang sudah sejak sore tadi sadar bahwa dompetnya hilang, merenung di cafe langganannya. Cafe yang hanya menyediakan kopi sachetan, dengan waiters tanpa barista di dalamnya. Karena waitersnya lah di sini yang sekaligus membuatkan kopinya, dengan teknik sobek-seduh-aduk.

 

Waitersnya itu ya temennya Danu sendiri, si Burhan. Sambil mengantarkan kopinya Danu, Burhan bilang, “Sudah lah, Nu... bukannya kamu yang sering bilang, bahwa kalo emang masih ada rejeki kita di sana, maka gak akan ke mana... pasti balik lagi.”

 

Danu hanya diam, sambil menyeruput kopinya, dia terus memikirkan dompet bekas almarhum adiknya itu.

 

Baru saja Burhan mau ngomong lagi, datang dua muda-mudi ke cafenya. Burhan pun beranjak, melayani kedua tamu tersebut. Setelah mencatat pesanan kedua muda-mudi itu, Burhan ke belakang, menyiapkan pesanan mereka. Keduanya pun mulai mengobrol.

 

“Yang... tumben sih kamu nraktir aku hari ini?” tanya si perempuan. Mukanya mirip dengan Mawar.

 

“Iya nih, kebetulan tadi siang aku dapat uang seratus ribu,” senyum senang merekah dari si pria.

 

“Eh, sama dong. Tadi siang adikku ada bawa dompet pink gambar unicorn...” oh, ternyata dia memang Mawar.

 

Danu yang tidak jauh dari sana, lehernya tetiba berotasi ke arah mereka.

 

“Nah, itu...” jawab si pria.

 

[Selesai; jika merasa kurang puas dengan akhirannya, kalian boleh kok menambahkannya di kolom komentar]


oleh : Arie 

Share:

Tato Yang Terlihat

 






Tato Yang Terlihat

 

Kedai bakso favorit kami sedang penuh, kuedarkan pandangan mencari meja kosong dengan empat kursi.

 

“Di ujung kosong, Bund. Yuk sebelum ditempati orang lain,” ajakku dengan cepat. Hani, istriku agak kerepotan melangkah karna menggendong Bima, putraku yang baru berusia 2 tahun. Aku sendiri menggandeng Arya, anakku yang usianya 5 tahun.

 

Akhirnya, aku menarik napas lega. Sebenarnya ini meja keluarga besar, ada enam kursi. Setelah memesan, kami menunggu seraya melihat sekeliling. Ini akhir pekan, wajar tempatnya ramai. Untungnya tidak perlu waktu lama, pesanan bakso dan mie ayam kami tiba.

 

“Bunda makan aja duluan, biar Ayah yang papah Bima,” usulku. Kasihan, Hani pasti tidak terlalu bisa menikmati makanannya jika sembari menjaga Bima.

“Bima lagi rewel, Yah. Biar bunda tenangin dulu. Ayah duluan aja, ga’ papa kok,” jawabnya.

 

Aku mengangguk, biar kupercepat makanku agar bakso Hani tetap terasa hangat pas dimakan. Tiba-tiba ada seorang pemuda yang mendekati meja kami.

 

“Mas, permisi. Boleh ikut duduk? Semua meja sudah penuh, hehe...,” pintanya. Kutatap pemuda itu, istriku melirik sekilas lalu menatapku cemas. Sebenarnya bukan kami keberatan, toh masih ada kursi kosong dan meja kami besar, tapi orang ini....setengah tangannya penuh dengan tato hitam, agak sedikit menakutkan. Tapi sikapnya sopan, jika aku menolak, tidak enak, dia mungkin mengira kami orang yang sombong.

 

“Silakan Mas,” kataku akhirnya. Hani mencubit kecil pahaku, aku mendengus sakit. Kuberikan isyarat dengan kedipan.

Setelah memesan, pemuda itu melihat ke arah Hani, aku jadi waswas.  Jangan-jangan dia berniat buruk.

“Bu, anaknya rewel ya? Boleh saya gendong ga’? tanyanya. Hani terkesiap, tangannya refleks memegang erat Bima.

“Maaf, Bu. Saya tidak bermaksud jahat. Saya Cuma mau bantu gendong, biar Ibu bisa leluasa makan, nanti baksonya dingin ga’ enak,” tawarnya lagi.

 

Aku dan Hani saling berpandangan. Aku sebenarnya juga belum menyantap baksonya, dari tadi membujuk Arya agar berhenti main hape dan makan. Kulihat mimik pemuda ini tulus, lagipula di sini banyak orang, tidak mungkin dia bisa bebas berbuat jahat.

Akhirnya Bima berpindah tangan. Ternyata pemuda ini cakap juga, Bima langsung diam dan malah ikut tertawa saat diajak bercanda. Arya juga baru mulai makan saat pemuda itu bilang akan memberitahunya permainan yang lebih seru dari hape.

 

“Dek, baca bismillah dulu sebelum makan.” Pemuda itu menegur Arya yang langsung ingin menyuap baksonya.

Bismillah. Aneh, biasanya Arya ini susah diingatkan adab saat makan.

“Makanannya jangan ditiup, kalo masih panas, dikipasin aja. Sini Abang bantu, ya.” Tangan si pemuda aktif mengipasi dengan lembaran menu yang dilaminating.

 

Aku speechless. Baru kali ini bertemu dengan orang bertato tapi punya adab dan sopan santun. Aku merasa bersalah karna sempat berprasangka buruk padanya.

Tepat saat Hani selesai menikmati mie ayamnya, pesanan pemuda itu datang. Bima yang sudah tenang kembali ke pelukan ibunya.

 

Bismillah. Pelan pemuda itu mengucapkannya, tapi aku merasa merinding. Rasa kagum itu akhirnya pecah juga. Kalau saja tidak ada tindikan di telinga dan tato yang nyaris menutupi tangannya, pemuda ini pasti lebih kharismatik.

 

“Maaf ya Pak, Bu. Penampilan saya agak seram. Biasa, anak muda mencari cinta, eh jati diri. Sempat salah arah, tapi akhirnya masih ingat jalan pulang,” candanya. Kami menanggapinya dengan senyum yang lebih ramah. Tidak seperti awal tadi, terpaksa.

Tidak perlu waktu lama baginya menghabiskan satu mangkok bakso. Aku masih menunggui Arya. Setelah minta maaf karna ikut bergabung di meja kami, pemuda itu berlalu.

 

Kami bersiap pergi, setelah cukup lama untuk Arya menghabiskan makanannya.

“Berapa semuanya, Mas?”  Aku menyebutkan nomor meja.

“Oh meja itu sudah dibayar, Pak.” Aku kaget.

“Loh, siapa yang bayarin ya?” tanyaku penasaran.

“Mas yang duduk sama Bapak Ibu tadi.” Aku dan istriku saling pandang, bingung.

“Makanya Bund, lain kali kalo kita ketemu orang kayak gitu lagi, jangan langsung judes ya. Cuman tato-nya yang terlihat, tapi hatinya baik.” Istriku mengangguk, ini benar-benar pelajaran bagi kami, kuharap suatu hari bisa bertemu dengannya lagi, aku ingin belajar tulus darinya.

 

~~ TAMAT ~~

 

Oleh Raida 

Share:

Tips Memulai Tulisan Tanpa Banyak Alasan

 



 


Sebelum menulis, referensi terkait penulisan fiksi atau nonfiksi tersebut harus sudah siap. Seorang penulis fiksi tak hanya mengandalkan imajinasinya saja. Ia juga perlu melakukan riset sederhana terkait latar tempat dan lainnya agar tulisannya lebih bernyawa. Untuk penulis nonfiksi, hindari mengutip di sana sini, seakan-akan ia hanya memindahkan pemikiran orang lain ke dalam bukunya. Jangan hanya menggunakan pengalaman orang lain, tetapi gagasan orisinal kita sendiri malah sulit ditemukan.

 

Saat menulis dengan serius, pastikan kita menulis materi yang kita kuasai. Seandainya kita ingin menantang diri keluar dari zona nyaman, siapkan 'alat perang' berupa referensi yang berbobot, wawancara dengan tokoh yang relevan, menonton materi yang berkaitan, dan banyak berdiskusi.

 

Banyak teori yang menyatakan tentang kerangka karangan atau ragangan ini. Intinya adalah kerangka ini seperti peta yang memandu kita untuk menyelesaikan tulisan hingga tuntas. Kerangka memandu kita menjadi fokus dan terarah. Bagaimana jika saat membuat kerangka saja mood  kita malah menurun? Nah, sebenarnya mood itu bisa dilawan asal kita punya kemauan yang kuat. Pasang deadline atau tenggat waktu menulis setiap hari.

 

Tulisan akan mudah kita buat jika tekad dan data yang relevan telah kita siapkan. Data ini bisa berarti referensi atau pengalaman pribadi atau orang lain. Mood juga berpengaruh, sih. Namun, jika kita sudah terbiasa menulis setiap hari, mood akan datang dengan sendirinya. Perkuat motivasi dan tujuan menulis kita untuk apa, sehingga lahirlah keseriusan untuk menuntaskan sebuah tulisan.

 

Bagaimana kalau selera menulia hilang karena malas? Nah, sebenarnya sifat malas hadir karena kita mungkin belum membuat tujuan menulis yang spesifik. Apakah bertujuan untuk menghibur diri saja, untuk aktualisasi diri, mendapat popularitas, atau berbagi ilmu. Tumbuhkan atmosfer menulis dengan sering berkunjung ke toko buku, membaca buku, bergabung dengan komunitas menulis, dan menghadiri launching buku, bedah buku, atau acara kepenulisan.

 

Penyiapan mindset juga penting. Siapkan pola pikir kita seperti berikut:

1. Aktivitas menulis itu sama pentingnya dengan kegiatan wajib lainnya seperti makan, bekerja, dan sebagainya.

2. Sediakan waktu khusus walaupun hanya 5 menit dalam sehari.

3. Ingatlah sebuah ungkapan, "orang sukses bukanlah orang yang punya banyak waktu luang. Orang sukses adalah orang yang pintar dan disiplin dalam mengelola waktu.

 

 

 

Oleh : Rahmah 
Share:

4 M yang Mulai Diabaikan

 



Tak terasa hampir 1 tahun corona membersamai kita, masih ada perasaan was-was dan khawatir akibat semakin meningkatnya kasus corona dari hari ke hari. Namun, ada pula sekelompok atau segelintir orang yang kini mulai meremehkan dan menganggap biasa terhadap kasus corona.

Apakah corona harus kita takuti? Ataukah kita benci dengan kehadirannya selama ini? Takut tak akan membuat kita tenang. Benci pun tak akan membuat kita memahami kondisi. Apabila dengan takut bisa membuat kita tenang dengan corona, maka takutlah. Begitu pula jika benci membuat kita bisa memahami corona maka bencilah.

Saat takut dan benci tidak bisa menjadi solusi. Mungkin, dengan bersahabat bisa menjadi jalan untuk mengambil kesepakatan antara diri dan corona. Mencoba untuk berkompromi dengan keadaan yang masih terjadi ini. Berikut  4 M yang sudah mulai diabaikan dan pelan-pelan mulai ditinggalkan, antara lain: mencuci tangan secara rutin, memakai masker, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.

Pertama, mencuci tangan secara rutin, baik menggunakan sabun ataupun dengan handsanitizer. Pada awalnya memang terlihat aneh dan janggal, kita terbiasa mencuci tangan sebelum makan. Kini kita mencuci tangan walaupun tidak untuk makan. Tapi, dengan mencuci tangan kita akan membiasakan diri untuk membersihkan tangan seusai beraktivitas. Berawal dari tangan itu pulalah berbagai penyakit bisa masuk ke dalam tubuh manusia, begitu pula dengan corona. Tangan sangat penting untuk dijaga, maka cucilah tangan secara rutin seusai beraktivitas di luar rumah.

Kedua, memakai masker, ini pun awalnya hanya dilaksanakan oleh sebagian orang yang hendak berpergian jauh, saat diperjalanan mereka menggunakan masker agar terlalu banyak menghirup asap ataupun debu yang ada di jalan. Kini, semua orang wajib memakai masker saat keluar rumah. Dari hirupan udara berpotensi masuknya virus ke dalam hidung yang akan berkelana hingga masuk ke dalam peredaran darah manusia.

Ketiga, menjaga jarak. Kita diminta menjaga jarak agar bisa mengurangi risiko tertularnya corona virus. Dikarenakan tidak saling mengetahui di sekeliling kita apakah ada yang ‘membawa virus’ ataukah kita sendiri yang sedang ‘membawa’. Dengan menjaga jarak, menjadi upaya tersendiri dalam mengurangi terjadinya penularan penyakit pandemik ini.

Keempat, menghindari kerumunan. Berkumpul-kumpul, nongrong menjadi salah satu kegiatan favorit bagi orang Indonesia. Tetapi, kini kita harus menghindari kerumunan. Jikalaupun harus terpaksa maka jangan sampai berada di kerumunan dalam waktu yang relatif lama. Alangkah lebih baiknya kita tidak masuk dan ikut berkerumun. Risiko penularan yang sangat tinggi terjadi pada orang-orang yang saling berkerumun atau berkumpul dalam jumlah yang banyak. Ketika saling berdekatan di antara dua orang saja harus saling menjaga jarak sebab akan menjadi risiko penularan, apalagi saat berkerumunan dengan orang banyak bernilai lebih lagi risiko yang ada untuk terjadi penularan.

Dahulu 4 M ini sangat digencarkan dan sangat ditegaskan untuk dipatuhi. Bahkah hingga sekarang pun masih tetap dianjurkan menjalankan 4 M. Faktanya, kini 4 M sudah mulai diabaikan. Orang-orang sudah tidak memikirkan dirinya sendiri, apalagi memikirkan orang lain. Padahal, dalam kondisi sekarang ini. Saat kita bisa menjaga diri kita, otomatis kita pun menjaga orang-orang terdekat kita.

Apakah kita termasuk sebagian orang yang sudah mulai mengabaikan 4 M ataukah kita tetap dengan menaati protokol kesehatan yang ada? Jikalau bukan diri kita, siapa lagi yang akan menjaga diri kita sendiri?


Oleh Aulia Rahim

Share:

Masa Muda yang Terselamatkan Karena Organisasi

 





Ada banyak manfaat yang bisa didapat dengan mengikuti organisasi semasa muda. Masa muda adalah masa yang penuh dengan energi, sayang sekali jika digunakan untuk melakukan hal yang sia-sia. Sehingga salah satu pemanfaatan masa muda yang positif adalah dengan cara mengikuti organisasi

Pada saat seseorang di usia muda, waktu dan tenaga sedang banyak-banyaknya atau berlimpah. Hal ini dapat dimanfaatkan maksimal dengan mengikuti organisasi. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan, aku akan merangkum beberapa manfaat yang akan dirasakan oleh seseorang ketika mengikuti organisasi di masa muda.

1.       Mengisi Waktu Luang

Bukankah kita sering melihat banyak anak muda yang kegiatannya tidak jelas? Anak-anak muda sering terlihat berleha-leha dalam menjalani hidup. Itu karena mereka memiliki banyak waktu luang tapi tidak tahu harus menggunakannya untuk apa. Sedangkan mereka yang ikut organisasi, masa muda mereka terselamatkan. Selain waktu luang mereka terisi, juga mereka jadi lebih kaya karena mendapat banyak pengalaman dan ilmu.

 

2.       Menyalurkan Luapan Energi

Ya, pernah dengar lirik lagu yang mengatakan bahwa masa muda adalah masa yang berapi-api? Ya, itu memang benar. Ini karena pengaruh hormon di usia muda yang dapat menyebabkan seseorang memiliki energi serta emosi yang besar dalam melakukan dan menyikapi sesuatu. Jika tidak disalurkan ke tempat yang tepat, maka energi ini bisa saja menjadi keburukan.

 

3.       Meminimalisir Hal-hal Negatif

Masih berkaitan dengan poin nomor satu dan dua, hal-hal negatif yang dilakukan oleh anak muda biasanya disebabkan oleh waktu luang dan energi yang meluap-luap. Anak muda yang disibukkan dengan urusan organisasi, biasanya aka sulit untuk meladeni hal-hal remeh dan buruk. Sebaliknya anak muda yang tidak tahu hidupnya kemana harus diarahkan karena banyaknya waktu dan energi lebih rentan melakukan keburukan. Sebut saja narkoba, seks bebas, tawuran, dan lain-lain. Benarlah kata ulama, jika kita tidak disibukkan oleh kebaikan maka kita akan disibukkan oleh hal-hal yang buruk.

 

4.       Punya Banyak Relasi

Aktif di organisasi juga dapat membuat kita kenal dengan lebih banyak orang. Teman-teman sesama aktivis organisasi pada saat muda juga biasanya kebanyakan akan menjadi orang-orang penting di masa depan. Hal ini tentu saja karena kualitas diri para aktivis ini yang berada di atas rata-rata orang tidak ikut organisasi. Memiliki relasi yang banyak adalah sebuah keuntungan yang besar. Urusan dan masalah kita insyaallah akan lebih lancar karena banyak teman yang membantu.

 

5.       Terbiasa dengan Pola Kerja

Aktivis organisasi kebanyakan sudah terbiasa dengan struktur-struktur dan tugas sesuai perannya masing-masing di organisasi. Sehingga saat mereka terjun ke dunia kerja mereka akan lebih siap dan terbiasa. Mental mereka juga jadi lebih kuat daripada mereka yang tidak biasa berorganisasi.

 

 

6.       Menjadi Pribadi Bermanfaat

Ikut organisasi artinya menyumbangkan waktu, tenaga, dan bahkan harta kita untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang tujuannya bukan hanya untuk diri sendiri. Hal ini menjadi salah satu tolok ukur bahwa kita dapat bermanfaat bagi orang banyak. Ingatlah, sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi orang lain.

 

Demikian, manfaat-manfaat yang bisa didapatkan anak muda yang terbiasa berorganisasi.  Sungguh, mereka yang berorganisasi masa mudanya akan terselamatkan. Hari-hari penuh kegiatan lebih menyenangkan untuk dikenang daripada mengingat masa muda yang hanya berisi hura-hura atau galau-galau ria karena asmara apalagi jika pernah melakukan hal-hal negatif. Jika begitu saat mengenang masa muda, bukannya senang malah menyesal.

Yuk, selamatkan masa mudamu dengan berorganisasi. Pilih organisasi sesusai minat dan bakat agar kamu menjadi orang yang berguna bagi orang-orang di sekitarmu. []

 


Oleh Rindang Yuliani 

Share:

Most Recent

3/recent/post-list

Popular Posts

Labels

Recent Posts

Kata Kata Bijak

  • Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari.
  • Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.
  • Pramoedya Ananta Toer

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.