Forum Lingkar Pena (FLP) Adalah Sebuah Wadah Komunitas Para Penulis. Di Sini Para Penulis Berkumpul, Saling Berbagi dan Menebar Semangat.

Pertemuan Rahasia Civilian Depurator

 

Pertemuan Rahasia Civilian Depurator

(M.Arie Hidayat)




 

Ban mengkilap dari mobil sedan serba hitam itu menapak di salah satu genangan air di depan salah satu gudang yang berjejer di sebuah area industri. Mobil yang memiliki kaca hitam pekat tersebut kemudian berhenti tepat di depan pintu gudang yang hampir selebar bangunan tersebut. Seorang pria gendut berjas sepanjang lutut keluar dari kursi kemudi. Dia seorang diri. Dia kemudian berjalan ke arah pintu gudang yang hanya sedikit celah terbuka, sambil mengenakan topi purun biru yang merupakan identitas dari sindikat Civilian Depurator.

 

Sebuah sindikat yang membasmi para penduduk ‘terpilih’ dengan tujuan menciptakan keseimbangan di tengah masyarakat. Namun nyatanya, alasan mereka memilih target oprasinya ditentang oleh sebagian besar masyarakat. Entah memang alasan sindikat itu terkesan dipaksakan, atau memang karena mayoritas penduduknya memang layak untuk dibasmi.

 

Setidaknya mereka punya lima modus operasi, dari pencurian, perampokan, penyerangan kantor atau markas dari lembaga atau kelompok, penculikan, sampai pembunuhan yang mereka beri istilah ‘eleminasi sampah penduduk.’

 

Salah satu kelompok yang kontra dengan Civilian Depurator adalah The Whites. Para anggotanya memiliki sebutan Mr. and Mrs. White. Tujuan mereka hanya satu, yaitu menggagalkan setiap oprasi dari Civilian Depurator, hingga nanti mereka kehabisan sumber daya, dan akhirnya pihak berwajib dapat meringkusnya hingga ke akar-akarnya.

 

“Oh, kukira aku terlambat?” ucap pria gendut itu yang melihat ada tiga orang lainnya yang juga masih berdiri di sekitar meja pertemuan.

 

Hanya meja kayu sederhana dengan sebuah pistol di atasnya, di sekelilingnya terdapat lima kursi kayu yang tidak kalah sederhana. Pada salah satu kursi itu, sudah duduk seorang pria dengan topi yang sama seperti orang lainnya, disinari satu lampu pijar kecil yang menggantung tidak terlalu tinggi dari atas meja.

 

“Tidak gendut, tapi bukan berarti kamu tidak terlambat,” ucap pria di kursi, kemudian dia menyeringai. “Duduk lah tuan-tuan.”

 

“Ya, apapun katamu, Mr. On time...” ucap salah satu dari mereka dengan agak kesal. Keempat pria itu pun duduk di kursinya masing-masing.

 

“Aku tidak menyangka, bos akan memerlukan orang sebanyak ini untuk penculikan kali ini,” kata pria di kursi lagi, yang tadi dipanggil Mr. On time oleh salah satu dari mereka.

 

“Oke, jadi misi kali ini adalah penculikan ya,” ucap Mr. White dalam hati. Tanpa disadari yang lainnya, anggota The Whites berada di antara mereka.

 

Dalam melakukan kordinasi orientasi aksinya, Civilian Depurator selalu mengacak agennya, yang tidak saling kenal, dan saling merahasiakan berkas misinya. Hal ini dimaksudkan agar kemudian jika ada penyusup dalam tim aksi, maka akan ketahuan saat kordinasi, dan segera dieleminasi. Namun nyatanya, hasilnya tidak selalu seperti itu.

 

“Yah, aku rasa ini wajar. Meskipun dia hanya anak kecil, tapi penjaganya banyak,” salah seorang pria bertubuh kekar memberi respon.

 

“Bagus, petunjuknya semakin mengerucut...” ucap Mr. White lagi dalam hatinya.

 

“Terlebih dia adalah anak perempuan satu-satunya,” pria dengan kumis tipis ikut berbicara.

 

Mendengar itu, Mr. On time dan si kekar memicingkan matanya pada si kumis tipis.

 

“Aku rasa pertemuan kita kali ini disusupi...” ucap si gendut. Dia memandangi wajah masing-masing orang di sekitarnya. “Kita harus menyamakan persepsi, dan saling menyamakan data ‘buruan’ untuk mengatahui siapa penyusup di antara kita.”

 

“Ya, ya... aku sepakat,” ucap Mr. On time, si kekar, dan pria satunya dengan tampilan seorang pria baruh baya bersahutan.

 

“Kamu pak tua, apa pendapatmu tentang buruan kita kali ini?” tanya si gendut pada pria tua.

 

“Hey, kenapa aku? Bukannya kamu tadi yang duluan bicara setelah tuan kumis tipis ini menyampaikan tentang buruan kita. Kamu dulu dong selesaikan omongan kamu, deskripsikan tentang misi atau buruan kita kali ini!” pria tua itu merasa ada yang aneh pada si gendut. Dia pun menyuruh si gendut untuk mendeskripsikan terlebih dahulu.

 

Mr. On time memgangguk, kemudian memberi aba-aba pada si gendut untuk mulai berbicara.

 

“Huh...” gerutu si gendut agak kesal. “Aku hanya berpesan kepada siapa pun nanti yang akan membersamaiku dalam misi ini, berhati-hatilah. Orang tua dari anak ini adalah orang kaya, dia bisa mempersiapkan apa saja dengan hartanya.”

 

“Ya, aku sependapat. Dia bisa saja menambah armada mobil penjaga anaknya,” sahut pria tua.

 

“Oke, aku rasa aku tahu siapa penyusupnya,” ucap si kekar.

 

“Dari awal juga sudah jelas...” ucap si gendut juga.

 

Kemudian secara serentak semua mata mereka tertuju pada si kumis tipis.

 

“Hey, hey... Kenapa kalian memandangiku seperti itu? Aku juga memegang nama target buruan. Aku bukan penyusupnya...” si kumis tipis mencoba untuk membela diri.

 

“Ya, kamu memang memegang sebuah nama, namun nama itu keliru. Karena kamu bukan bagian dari kami!” pria tua memberi penjelasan. “Aku juga pilih dia untuk dieksekusi!”

 

“Kau sepakat kan kalau dia penyanyi?” tanya si kumis tipis lagi pada Mr. On time dan si kekar, berusaha mencari pendukung.

 

“Ya...” jawab Mr. On time singkat.

 

“Pemyanyi ya... oke, satu informasi lagi kudapat,” satu keberuntungan lagi bagi Mr. White.

 

“Tapi dia bukan perempuan...” si kekar menyambung jawaban dari Mr. On time, yang kemudian membuat si kumis tipis skak mat.

 

Dengan cepat si kumis tipis berdiri dari kursinya, berusaha untuk kabur...

 

DORRR!! Laras pistol yang mengeluarkan asap itu segaris dengan posisi si kumis tipis. Pria tua baru saja melepaskan tembakan dari pistol yang sudah tersedia di atas meja. Jasad si kumis tipis pun tersungkur di meja.

 

Si gendut kemudian menyingkirkannya, dan mencari-cari sesuatu dari saku si kumis tipis. Tidak lama kemudian, dia meraih sebuah kartu nama.

 

“Lihat. Kartu anggota Undercover,” si gendut memperlihatkan sebuah kartu dengan gambar siluet hitam orang bertopi.

 

“Hmm... berarti target oprasi mereka ini anak laki-laki ya. Hampir saja aku terkecoh.”

 

“Undercover sialan...” gerutu pria tua sambil meletakkan lagi pistol ke atas meja.

 

“Kita sudah aman?” tanya Mr. On time.

 

“Aku khawatirnya belum. Sebab di pistol ini tadinya ada tiga peluru,” jawab si gendut, “yang berarti hanya ada tiga anggota yang nantinya akan ikut dalam misi ini. Satu peluru sudah bersarang di kepala Undercover sialan ini, kini tinggal dua peluru lagi. Jika setelah ini kita berhasil menemukan satu penyusup yang lainnya, kita aman. Namun jika sampai peluru terakhir kita tidak juga menemukan penyusupnya, kita tamat...”

 

Semuanya terlihat tegang, meskipun berusaha untuk tetap terlihat tenang.

 

“Aku hanya berharap tidak ada Mr. White di sini,” lanjut si gendut lagi. “Sebab mereka memiliki senjata rahasia mereka sendiri. Ada yang telunjuknya bisa menembakkan peluru, tembakan laser dari mata, dan hal-hal mustahil lainnya.”

 

“Oke, berarti hanya tinggal satu di antara kita berempat ya... Sepertinya ini tidak terlalu sulit,” ucap Mr. On time.

 

“Baiklah, melihat dari biodata target pada berkas misi yang kuterima, dengan boneka aku yakin dia akan mudah kita jebak,” kini si kekar yang lebih dulu memberi pandangan.

 

Mr. On time mengernyitkan dahinya. Ada sesuatu yang mengganjal pikirannya dari pernyataan si kekar.

 

“Bisa jadi sih... Terlebih Sabtu ini merupakan jadwal pekanannya untuk pergi ke taman hiburan. Itu merupakan set yang pas,” sahut Mr. On time, menyambut deskripsi dari si kekar.

 

“Oke, sepertinya Mr. On time sepakat kalau anak ini suka boneka. Dan setiap Sabtu dia ke taman hiburan. Sepertinya aku tau beberapa artis cilik yang memiliki ciri-ciri seperti ini. Aku hanya tinggal memastikan satu hal...” gumam Mr. White, dia semakin optimis.

 

“Nanti cari bahan bonekanya yang gak pakai dacron. Kemarin aku liat di infotainment, dia alergj dacron,” si gendut menambahkan.

 

“Tunggu, maaf tuan kekar, aku harus menanyakan ini padamu. Sebab apa yang kamu sampaikan tadi mau tidak mau membuatku curiga,” ucap si pria tua.

 

“Lho, kenapa?” si kekar mulai takut.

 

“Boneka. Kita semua tahu anak seumurannya pasti suka boneka. Sekalipun kita asumsikan saja data tersebut tertera di berkas misi, penyusup yang tidak memiliki berkas itu pun juga akan bisa berspekulasi seperti itu, sebab setiap anak seumuran dia pasti suka boneka,” Mr. On time menjelaskan.

 

“Itu dia. Cobba jelaskan pada kami lebih spesifik, boneka jenis hewan apa yang disukainya?” tanya si pria tua.

 

“Mamalia!” jawab si kekar spontan, tanpa ragu, dan begitu otomatis.

 

“Aku rasa dia sudah mendapat kesimpulan dari petunjukku barusan, dan akhirnya tahu siapa anak yang akan kita culik, dari sana lah dia tahu bahwa anak itu suka boneka dari jenis mamalia...” si gendut mengambil pistol di atas meja, kemudian menodongkannya pada si kekar. “Aku memilih dia untuk dieksekusi.”

 

“Boneka kesukaannya mamalia sudah dipastikan. Tinggal sedikit lagi...” detak jantung Mr. White semakin berpacu, dia sangat yakin kali ini akan mengetahui siapa target oprasi mereka.

 

“Tunggu, dia bahkan belum memberi deskripsi apapun setelah kita mengeksekusi Undercover!” tunjuk si kekar pada si pria tua.

 

“Huh... lihatlah. Penyusup kita mulai ketakutan. Jelas-jelas aku bagian dari tim ini. Kalimatku ini pasti akan membuat kalian yakin,” si pria tua mencondongkan tubuhnya merapat ke meja. “Anak ini memiliki dua saudara...”

 

Damn!! Ini semakin rumit!” gerutu Mr. On time. Dia sepakat dengan apa yang dikatakan oleh si pria tua. Semuanya seolah memiliki alibi.

 

“Bagus. Jika anak ini memiliki dua saudara, berarti tinggal dua kemungkinan siapa anak ini,” ucap Mr. White dalam hati. Kini dia semakin dekat.

 

“Jangan khawatir bung, ini sudah jelas bahwa dia lah penyusupnya,” si gendut berusaha menenangkan Mr. On time, dia menunjuk si kekar dengan ujung laras pistol yang masih berada di tangannya.

 

“Bukan...” si pria tua berujar.

 

Semua mata tertuju pada si pria tua. Mereka dikagetkan oleh pernyataannya barusan.

 

“Dengan segala hormat, Mr. On time, yang jelas bukan kamu penyusupnya, sebab kamu lebih dulu tahu bahwa oprasi kali ini adalah penculikan, bukan pencurian, perampokan, penyerangan markas, atau yang lainnya. Penyusupnya adalah... dia,” telunjuk si pria tua tepat mengarah pada si gendut, yang tiba-tiba matanya melotot kaget sekaligus marah.

 

“Hey, jaga mulut kamu pak tua! Sekarang aku benar-benar mencurigai kamu lah penyusupnya!” teriak si gendut. Suaranya bergema dalam gudang yang luas itu.

 

“Semakin jelas kan?” ucap si pria tua sambil tersenyum dan sedikit merentangkan tangannya.

 

Mr. On time memberi aba-aba pada si gendut untuk tenang. Si gendut mendengus kesal meskipun akhirnya dia bisa diam.

 

Si pria tua kemudian meneruskan penjelasannya, “Pertama, dia mencoba untuk melewati sesi pemberian deskripsi dengan memintaku untuk lebih dahulu menyampaikan deskripsi. Kedua, dia menyatakan bahwa orang tua dari anak ini merupakan orang kaya. Ini merupakan deskripsi paling bodoh. Itu merupakan hal yang sudah pasti, mana mungkin kita akan menculik orang dari kalangan biasa-biasa saja, apa lagi miskin.”

 

“Hey, aku hanya berusaha agar penyusup sialan itu tidak mendapatkan petunjuk-petunjuknya dengan jelas, yang kemudian bisa membuatnya benar-benar merasuki tim kita!” si gendut memberi penjelasan.

 

“Boleh aku teruskan?” tanya si pria tua yang merasa pemaparannya diinterupsi.

 

“Ya, silakan...” sahut si kekar.

 

“terimakasih. Ketiga, sedari tadi dia paling sering berbicara untuk memprovokasi. Terakhir, dia mencoba mempengaruhi kita untuk mengeksekusi pria malang ini,” si pria tua menunjuk si kekar. “Bahkan dia sudah menodongkan pistolnya. Kemudian tiba-tiba berubah menuduhku sebagai penyusup saat aku mengatakan dia lah penyusupnya.”

 

“Bukannya tadi kamu yang bilang mencurigai dia?” si gendut kembali mencoba mengacaukan pikiran yang lainnya.

 

“Tapi dia bisa menjawab dengan cepat, tanpa ragu. Malah kamu yang tiba-tiba memberi respon sangat agresif,” sahut si pria tua lagi.

 

“Aku rasa sebaiknya kamu taruh dulu pistol itu ke atas meja, gendut,” pinta Mr. On time.

 

Si gendut tak bergeming, hanya memandangi Mr. On time dengan marah.

 

“Kecuali kamu ingin membuat kami semakin yakin bahwa kamulah penyusupnya...” lanjut Mr. On time lagi. Mau tidak mau, si gendut meletakkan pistol tersebut ke tempatnya.

 

“Oke, aku pilih dia untuk dieksekusi kali ini,” si kekar menunjuk si gendut, sambil memandang pada Mr. On time.

 

“Brengsek!!” caci si gendut.

 

Mr. On time memindah pandangannya pada si pria tua, seolah bertanya, siapa yang dipilihnya.

 

Sambil mengangkat bahunya, pria tua menjawab, “Aku yang memaparkan panjang lebar gitu, ya aku curiga dia lah penyusupnya.”

 

“Kalau aku tetap yakin, dia lah penyusupnya,” si gendut memilih si kekar. Dia mengucapkannya sambil memandang penuh emosi pada si kekar.

 

“Ya aku lebih condong pada si gendut juga sebenarnya...” jawab Mr. On time.

 

“Haha... dua lawan dua. Eksekusi tidak bisa kita lanjutkan jika jumlah suara sama,” ucap si pria tua sambil tertawa kecil. “Oke, ini penjelasan tambahanku, kenapa aku sangat yakin bahwa dia penyusupnya. Dia mengatakan target buruan kita alergi dacron. Info yang dia katakan dapat dari infotainment. Bukan dari berkas misi yang sudah kita terima masing-masing. Dia tahu orang-orang macam kita tidak bakalan nonton infotainment, sehingga dia...”

 

DORRR!!

 

“Aku ikut memilih dia. Hasil vote sudah lebih dari setengah kan?” ucap Mr. On time setelah melepaskan peluru ke kepala si gendut.

 

“...seperti itu,” ucap si pria tua menutup penjelasannya yang sebenarnya belum benar-benar selesai.

 

Si kekar kemudian bergegas menghampiri jasad si gendut. Dia benar-benar penasaran, apakah si gendut ini Undercover atau The Whites.

 

Si kekar pun mencari-cari kartu pengenal di saku jas, celana, bahkan kemeja. Hingga akhirnya tangannya berhasil menyentuh sebuah kartu. Setelah dirogohnya kartu tersebut, matanya membelalak melihat logo yang ada pada kartu tersebut. Si kekar membalik kartu tersebut agar si pria tua dan Mr. On time dapat melihatnya.

 

Si pria tua menutup mulutnya, kaget, tidak bisa menerima kenyataan ini.

 

Pada kartu itu terdapat logo siluet pria biru bertopi, dengan tulisan Civilian Depurator yang mengelilinginya.

 

“Arrgh!! Kamu, maupun kamu penyusupnya... peluru terakhir di sini akan membungkammu selamanya!” bentak Mr. On time pada si kekar dan si pria tua.

 

“Aku minta maaf, aku benar-benar...” si pria tua mencoba untuk menenangkan Mr. On time.

 

“Pak tua... jika bukan si gendut penyusupnya, dan bukan juga Mr. On time seperti yang kamu jelaskan tadi, berarti kamu lah penyusupnya...” ucap si kekar sambil memandangi si pria tua dengan lekat.

 

“Whoa, whoa... tunggu dulu. Bagaimana pun kalian juga sepakat kan dengan petunjuk-petunjukku sebelumnya? Anak itu dikawal oleh armada penjaga bermobil, kemudian memiliki dua saudara...”

 

“Benar juga, bahkan dari tadi sebenarnya aku mencurigai si kekar. Apa pembelaanmu?” tanya Mr. On time pada si kekar, sambil berusaha meraih pistol. Namun tangan si kekar lebih dulu mencapai pistol itu, sehingga kini tangan mereka menumpuk. Kemudian mereka bersepakat untuk sama-sama menjaihkan tangan dari pistol tersebut.

 

“Bukankah kita perlu memberi deskripsi terakhir? Aku yakin di sini akan terlihat siapa penyusup sebenarnya,” ucap si kekar. Lagi-lagi dia memicingkan mata pada si pria tua.

 

“Cukup adil,” sahut si pria tua singkat, sambil mengangkat alis dan bahunya.

 

“Aku rasa aku tidak perlu berucap apa-apa lagi, karena sudah pasti bukan aku penyusupnya. Silakan si kekar...” ucap Mr. On time.

 

“Aku rasa sebaiknya penyusuplah yang lebih dulu mengucapkn kalimat terakhirnya...” sahut si kekar, sambil terus memandangi si pria tua, dan kembali menggenggam gagang pistol di meja.

 

“E.. No, no...” sambil menunjuk pistol yang dipegang si kekar, si pria tua menggoyangkan telunjuknya, isyarat tidak boleh melakukan itu.

 

Si kekar pun menjauhkan lagi tangannya dari pistol itu.

 

“Baik lah jika itu maumu. Dengarkan baik-baik,” lagi-lagi pria tua itu mencondongkan badannya mendekati Mr. On time dan si kekar. "Mari kita ingat apa kata pria yang terakhir kita eksekusi.”

 

Si pria tua merujuk pada kalimat si gendut yang mengatakan, “aku rasa dia sudah menyimpulkan dari petunjukku barusan. Biar aku yang mengeksekusinya!"

 

“Bahkan, bukankah tadi kamu juga merasa bahwa deskripsi dia yang mengatakan target suka boneka mencurigakan? Sebab saat itu dia mencoba berspekulasi,” pria tua menambahkan lagi, mencoba memprovokasi Mr. On time.

 

“Bukannya kamu yang dari awal berspekulasi?” si kekar tidak mau kalah. Dia juga mencoba membangun persepsi Mr. On time.

 

Seketika Mr. On time memalingkan wajahnya pada si pria tua.

 

“Haha... di sini terasa semakin panas ya, bung,” ucapnya pada Mr. On time. “Itu tadi kata-kataku untuk menegaskan siapa yang akan kita eksekusi berikutnya. Sekarang, sesuai janjimu. Aku khawatir justru kamu yang tidak punya data sedikitpun terkait misi kali ini. Ucapkan pada kami sesuatu yang kemudian bisa membuat kami sangat-SANGAT yakin bahwa kamu memang bagian dari tim,” pinta si pria tua pada si kekar.

 

“Oke, aku yakin, kali ini kamu yang akan kami eksekusi. Ayah dari anak ini baru saja kehilangan istrinya. Kamu pasti sepakat denganku kan?” si kekar memandang pada Mr. On time, Mr. On time mengangguk mengiyakan.

 

Tanpa disadari si kekar dan Mr. On time, pria tua itu tersenyum penuh kemenangan. Sejurus kemudian, pistol yang tadinya berada di meja sudah berada di tangan kanannya, dan meletuskan sebuah peluru ke kepala si kekar. Sedangkan tangan kirinya, jempol dan telunjuknya membentuk sebuah pistol yang juga sudah mengeluarkan peluru menuju kepala Mr. On time.

 

Kedua anggota Civilian Depurator itu pun tumbang.

 

Pria tua yang ternyata seorang Mr. White itu pun berdiri. Dia merogoh ponsel jadul dari saku bagian dalam jasnya. Dia membuat sebuah panggilan telpon, sambil berjalan menuju pintu keluar.

 

“Target dikonfirmasi adalah artis cilik bernama Juanda Ridha. Anak dari Pak Laksma Ridha dan almarhumah Gita Laksma Ridha. Dugaan rencana waktu dan lokasi penculikan adalah Sabtu depan di taman bermain Dedaun Rambat, jl. Kancil. Amankan perimeter dalam radius 1 kilometer. Kemungkinan Tim Dua dari sindikat ini yang akan beraksi.”

Share:

YUK, KENALAN SAMA PUBLIC SPEAKING

 

YUK, KENALAN SAMA PUBLIC SPEAKING

(RAHMAH)




 

Public speaking sebenarnya bukanlah aktivitas baru yang hanya dilakukan oleh manusia-manusia pada zaman modern. Bahkan sejarah telah menunjukkan bahwa akar tradisi kegiatan public speaking ini telah ada sejak zaman peradaban Yunani kuno, yaitu pada tradisi politiknya. Seni berbicara di depan publik ini biasanya disebut dengan nama “retorika”, dari bahasa Yunani rhētorikós, yang berarti “pidato”, atau dari kata rhḗtōr yang berarti “pembicara publik” yang telah dipelajari bahkan sejak dalam ilmu pengantar ilmu komunikasi. Secara singkat retorika berarti pembicaraan publik atau pidato. Tokoh-tokoh yang terkenal berbicara atau melakukan retorika adalah Gorgias, Plato, dan Aristoteles dengan model komunikasi Aristoteles yang dimilikinya.

Saat ini public speaking dianggap merupakan tingkatan komunikasi tertinggi dalam komunikasi, dari komunikasi intrapersonal sampai komunikasi publik, yang bisa dilakukan oleh manusia dan termasuk dalam salah satu model model komunikasi yang dipelajari sejak dulu, dan siapapun dapat melakukannya serta tidak harus berada dalam ruang lingkup politik sebagaimana pada zaman dahulu.

Beberapa menyebutkan bahwa suatu komunikasi dapat disebut dengan komunikasi publik apabila jumlah audiens yang berada dalam komunikasi tersebut berjumlah lebih dari sepuluh orang. Akan tetapi pada prinsipnya komunikasi publik memiliki bentuk sistem komunikasi massa yang melibatkan pembicara dan audiens dalam jumlah yang banyak dan tidak dapat dipahami hanya dengan model komunikasi antar pribadi.

Kamus Webster’s Third New International Dictionary ngejelasin, public speaking adalah proses pembicaraan di depan public (the act of process of making speechess in public); dan seni serta imu pengetahuan mengenai komunikasi lisan yang efektif dengan para pendengarnya (the art or science of effective oral communication with an audience).

Sedangkan Charles Bonar Sirait (2010:26) mendefinisikan public speaking sebagai kombinasi antara pengalaman, kemampuan  diri, manajemen, serta seni dalam berbicara di depan umum. Bahkan Ruli Tobing mengartikan public speaking secara lebih luas yaitu rangkaian cara berpikir yang didasarkan dari pengumpulan seluruh talenta manusia atas pengalaman masa lalu, masa sekarang, serta masa yang akan datang dan dipadukan dengan etika, pola perilaku, ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, analisis keadaan, dan faktor lainnya.

Nah, dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulin kalo public speaking adalah seni berbicara di depan publik tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi, memengaruhi, dan mengubah opini. Every one can talk, but not any one can speak”.  Setiap orang emang bisa bicara, tetapi tidak semua orang bisa ngomong di hadapan orang banyak. Berbicara dalam kehidupan keseharian sangatlah mudah, tetapi tidak semudah berbicara dengan lugas, jelas, dan tepat sasaran di hadapan publik.

Berbicara di depan publik saat ini emang udah jadi kebutuhan semua orang karena tulisan saja tak cukup kuat untuk berkata-kata. Maka kemampuan berbicara menjadi sangat penting karena ia dapat menguatkan arti dari sebuah tulisan. Dia juga dapat memperkuat sebuah maksud dan tujuan karena sifat berbicara di depan publik ini  adalah keterampilan yang dinamis.

Public speaking adalah aktivitas yang sangat dekat dengan perubahan. Melalui public speaking kita dapat mengetahui pemikiran konseptual dari seseorang atau gagasan masa depan seseorang beserta ide-ide luar biasanya loh. Semakin modern,  manusia akan semakin sadar bahwa kecepatan dan kecanggihan sebuah produk atau jasa menjadi hal yang biasa saja. Itu semua sangat berhubungan dengan perubahan definisi public speaking itu sendiri yaitu rangkaian cara berpikir yang didasarkan dari pengumpulan seluruh talenta manusia atas pengalaman masa lalu masa sekarang serta masa yang akan datang. Juga dipadukan dengan etika pola perilaku ilmu pengetahuan dan teknologi, budaya, analisis keadaan, dan faktor lainnya dalam bentuk kalimat atau ucapan yang mengandung makna strategi komunikasi dibaliknya untuk mencapai tujuan tertentu

Jadi, public speaking adalah aktivitas menyeberangkan pesan dengan baik dari diri kita pihak lain. Hal mendasar yang perlu dimiliki yaitu tindakan yang konkret atau tidak muluk-muluk untuk belajar ilmu tentang public speaking, latihan secara konsisten,  dan terjun langsung ke lapangan berbicara atau tampil di depan publik. Kalau kamu merasa takut, latih diri kamu untuk ngurangin rasa takut itu supaya ia tidak membunuh keberanian kamu. Jangan biarkan rasa takut ini mempengaruhi kepercayaan diri kamu dalam berbicara. Khawatir dan takut itu adalah hal yang wajar karena kita semua pasti memiliki rasa takut. Namun,  jangan sampai kekhawatiran atau ketakutan ini mematikan kemampuan berbicara kita untuk tampil di depan umum. Apalagi kita sudah menyiapkannya sedemikian rupa maka kita perlu memotivasi diri dan memperbaiki kelemahan diri sendiri.

Public speaking sendiri adalah sebuah aktivitas yang memerlukan kemampuan kamu agar bisa membaca data dan fakta yang melatarbelakanginya. Berbicara di depan public maka kamu sebagai pembicara harus mengetahui apa saja faktor-faktor yang memengaruhi mengapa kamu menyampaikan suatu materi, kapan akan disampaikan, dan mengapa kamu nyampein materi tersebut, serta apa tujuan akhir dari penyampaian materi public speaking kamu. Kalo  kamu bicara tanpa data dan hanya memakai pengalaman atau fakta saja tentunya topik kamu akan terasa kurang gregetnya. Pembicaraan itu menjadi tidak berguna alias kurang bertaji atau kurang tajam.

Teori public speaking yang dikembangkan oleh para ilmuwan memiliki kelebihan dan kekurangan tertentu yang akan terus disempurnakan seiring dengan perkembangan pengetahuan, riset, evaluasi dan lain sebagainya yang bisa dilakukan oleh para ilmuwan secara bebas. Beberapa kelebihan teori public speaking yang telah ada antara lain telah mampu menggambarkan elemen-elemen dalam komunikasi publik secara lengkap, mampu menunjukkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam rangka melakukan komunikasi publik, dan lain sebagainya.

Hanya saja teori public speaking pada umumnya tidak berbicara tentang bagaimana melakukan public speaking dengan tenang, mengatasi grogi, dan lain sebagainya dan oleh karena itulah banyak dilakukan penelitian dan observasi tentang bagaimana seseorang dapat melakukan komunikasi publik dengan menarik, terlihat tenang atau menguasai, dan lain sebagainya.

Share:

MENGAPA HARUS BELAJAR PUBLIC SPEAKING

 

MENGAPA HARUS BELAJAR PUBLIC SPEAKING?

(RAHMAN)




 

Kamu tahu nggak kalo salah satu hal yang paling ditakuti dalam kehidupan ini adalah apa hayo? Bisa nebak nggak? Nggak punya uang atau dapat nilai jelek? Ternyata bukan itu loh! Ternyata, oh, ternyata bicara di depan banyak oranglah yang dianggap paling menakutkan. Gimana dengan kamu? Kamu ngerasa nggak?

Yoi, bicara di depan publik bagi sebagian orang emang nggak enak. Rasanya tuh bikin bulu kuduk berdiri kayak nonton film horor. Menegangkan dan menakutkan. Weleh-weleh, sampai segitunya yah. Tapi emang benar sih, kalo udah tampil di depan seakan-akan seluruh mata hadirin lagi menghakimi kita. Kayak terdakwa di meja hijau gitu.

So, mau nggak mau. Suka nggak suka kamu bakalan kena giliran tampil di depan. Entah itu membacakan puisi, hasil kerja kelompok, nyanyi, menari, pidato untuk pengambilan nilai Bahasa Indonesia, atau malahan maju ke depan karena di hukum guru.

Sebelum ngulik lebih jauh tentang public speaking, yuk, kita ngobrol dulu tentang komunikasi secara umum. Yang namanya komunikasi akan berlangsung kalo ada proses membuat pesan yang setara antar dua orang atau lebih. Artinya, kalo kamu ingin berkomunikasi dengan baik kamu kudu nyampein pesannya dengan bahasa dan cara-cara yang sesuai dengan tingkat pengetahuan, pengalaman, dan latar belakang budaya pendengar kita.

Supaya komunikasi kamu berjalan lancar, kamu harus tahu nih lima kaidah komunikasi efektif yang disingkat menjadi REACH (Respect, Empathy,  Audible, Clarity, dan Humble) yang artinya merengkuh atau meraih. Kenapa disebut demikian? Karena komunikasi pada dasarnya adalah upaya bagaimana meraih perhatian, cinta, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun respon positif orang lain.

Pertama, Respect artinya sikap hormat dan menghargai saat berkomunikasi dengan orang lain, termasuk berbicara di depan umum. Karena pada dasarnya semua orang pasti ingin dihargai dan dianggap penting. Kalo muka kamu judes dan omongan suka nyelekit gak bakalan ada deh yang mau dengerin omongan kamu.

Kedua, Empathy. Yaitu kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Kita tuh jadinya pribadi yang siap mendengar dan siap menerima masukan atau umpan balik apa pun dengan sikap positif.

Ketiga, Audible. Yaitu dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Biasanya nih pakai media audio visual supaya lebih mudah untuk memahami pesan yang ingin disampaikan.

Keempat, Clarity. Yaitu kejelasan dari pesan yang disampaikan sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran yang berlainan. Seringkali orang menganggap remeh pentingnya clarity dalam public speaking, sehingga tidak menaruh perhatian pada suara dan kata-kata yang dipilih untuk digunakan dalam public speakingnya.

Kelima, Humble. Arrtinya sikap rendah hati. Kita tuh jangan sampe deh ngerasa sombong karena merasa udah ahli atau menganggap diri kamu penting ketika berbicara di depan publik. Justru dengan kerendahan hatilah, kamu dapat nangkap perhatian dan respon positif dari pendengar.

Perlu kamu pahami juga kalo kapasitas penerimaan indra manusia, yaitu pendengaran 11% dan 75% visual. Untuk mendukung indra visual lewat mata maka kamu perlu bantuan media (podcast, video, televisi, laptop,dan lainnya). Media ini hanya sarana loh ya, bukan suatu tujuan, karena dalam  berkomunikasi tetep aja harus menggunakan kata dan frasa. Seingkali yang mampu menghipnotis pendengar itu bukan apa yang dikatakan oleh kamu. Melainkan apa yang dikatakan lewat ekspresi wajah dan bahasa tubuh yang mampu memengaruhi pendengarnya.

Kalo menurut ilmu komunikasi, isi pembicaraan sedikitnya memiliki satu dari tiga tujuan berikut, yaitu memberi infomasi, menghibur, dan membujuk (meyakinkan) pendengar. Maksudnya gini ya, kalo kita ngasih informasi berarti ada hasil yang akan didapat pendengar. Entah itu pengetahuan baru, informasi terkini, atau sesuatu yang berguna bagi pendengar. Kalau hiburan biasanya bersifat nyenengin kayak stand up comedy atau ngelawak gitu. Sedangkan membujuk biasanya pengen memengaruhi atau meyakinkan pendengar agar ada perubahan pola pikir atau perubahan sikap setelah mendengar apa yang kamu omongin ke mereka.

Dalam ilmu komunikasi sendiri, kalo kita ngomong di depan umum alias public speaking maka akan ada kaitannya dengan keterampilan atau keahlian dalam melakukan presentasi. Makanya kita kudu rajin berlatih untuk meningkatkan kemampuan berbicara dalam public speaking  khususnya presentasi.

Kuy, kita cari tau dulu apa itu presentasi ya. Presentasi itu komunikasi lisan yang disampaikan secara formal. Beda ya sama kamu ngobrol heboh atau ngegibah sama teman se geng. Pernah ngerasa nggak kalo kamu betah berlama-lama ngobrol ampe berbusa-busa tapi ketika diminta presentasi dua atau tiga menit aja mulut kamu langsung bungkam seribu bahasa. Diminta bikin pertanyaan, menanggapi omongan teman yang lagi presentasi, atau ngeluarin pendapat berdasarkan hal yang kamu yakini bikin kamu mules-mules dan bibir kamu terkunci rapat saking kagoknya bingung mau ngomong apa.

Du.. du.. du.. sengsara amat yak kalo kamu belum ngilmu tentang public speaking. Yah, minimal tau banyaklah tentang serba-serbi presentasi. Makanya dijamin nggak rugi deh kamu belajar ilmu public speaking ini. Dijamin kamu bakalan dapet ilmu sejibun kalo mampu nuntasin baca buku ini ampe abis. Jangan lupa juga dipraktekin ya, Sob. Lah ngapain juga selusin baca buku tentang public speaking kalo malas dipraktekin. Ya, percuma dong ah.

Ok, kita lanjut lagi yah. Yang namnya presentasi entuh bentuknya macam-macam. Presentasi bisa berupa laporan tugas pengamatan atau kunjungan, penjelasan dari proyek atau penugasan yang udah kamu kerjain di rumah, laporan wawancara, laporan hasil rapat OSIS atau hasil rapat ekskul, seminar mini, bedah buku, bereksperimen, atau tutorial membuat sesuatu.

Menurut Macnamara (1998), presentasi itu ciri khasnya ngegunain sarana pendukung. Sebut aja kayak media audio visual dan berbagai teknik penyampaian pesan seperti demonstrasi, drama, kuis, dan lainnya sehingga presentasi kamu lebih menarik dan mampu mempengaruhi gitu loh.

Keterbatasan softskill bukanlah alasan bagi seseorang untuk tidak mampu terampil berbiacara di depan orang banyak. Ketidakpercayaan diri itu dipengaruhi oleh sejauh mana seseorang mempersiapkan dirinya untuk tampil di depan publik, baik dari segi topik pembicaraan, fisik, maupun mental.

Permasalahan lain yang sering dialami yaitu kurangnya penguasaan materi yang akan disampaikan. Seorang pembicara selalu berharap mendapatkan banyak dukungan terhadap pendapat dan materi yang akan ia sampaikan. Akan tetapi, sebagian besar orang cenderung merasa rendah diri terhadap permasalahan ini. Khususnya ketika ia membandingkan dirinya dengan tingkat status, nilai, penampilan, penghasilan, atau kecerdasan dari calon pendengar yang akan dihadapinya. Secara langsung hal ini akan menyebabkan stress tersendiri. Maka dari itu, dibutuhkanlah sebuah kekuatan dari dalam diri individu untuk selalu berpikir positif. Potensi-potensi yang ada pada diri mereka hanya butuh ditampilkan.

Nah supaya presentasi kamu sukses dan gak bakalan malu-maluin kamu kudu nyiapin dengan matang. Ibarat kayak kita nyiapin proyek selama berminggu-minggu. Eh, ketika tampil nyampein laporannya paling cuma beberapa menit doang. Uncle Abraham  Lincoln aja pernah ngomong gini,  “Jika saya memiliki delapan jam untuk ngerobohin sebatang pohon.  Maka saya akan ngabisin enam jam untuk mengasah kapak”. Tuh, dahsyat bangetkan yang namanya persiapan itu.

Kalo kamu udah nyiapin dengan cermat dan penuh perhitungan, kamu bakalan terhindar dari yang namanya demam panggung. Kalo udah demam panggung, sehebat apapun hafalan kamu, sefasih apapun kamu bicara saat latihan, ya bakalan ancur dah penampilan kamu. Gak ada manis-manisnya diliat. Sepet, pahit, dan bikin ilfill para pendengar. Jangan harap bakalan dikasih tepuk tangan meriah atau pujian melimpah ruah kalo kamu emang belum siap tampil untuk ngomong.

Kamu tahu Antoni Dio Martin, Merry Riana, atau  Najwa Shihab? Siapa sih yang nggak kenal ama mereka. Yes, para public speaker alias pembicara, trainer, motivator, fluencer,  inspirator atau apapun namanya banyak banget bertebaran. Hal ini menandakan kalo skill public speaking itu sangat bermanfaat. Tengok aja ke instagram atau youtube banyak bangetkan video para pembicara yang makin hari makin banyak diminati. Hal ini menandakan kalo kamu sukses jadi pembicara di masa depan hidupmu bakalan mudah deh.

Makanya jangan buru-buru nganggap kalo bicara di depan umum itu sulit dan menakutkan. Gampang kok! Asal tau caranya. Yang penting diakrabin dulu tuh yang namanya seni berbicara di depan umum. Emang bener kalo ngomong di depan orang banyak itu njelimet. Namun, hal ini jangan menjadi batu sandungan buatmu untuk terus belajar.

Nah, kemampuan berbicara di depan umum ini bisa dibilang adalah seni. Yang namanya seni berarti kamu harus ngelakuinnya dengan penuh perasaan. Harus terus diasah tuh kemampuan bicara kamu supaya makin terampil. Bukan sekadar nyomot materi dari buku trus disulam dengan kata-kata pemikat hati. Resapi setiap lekuk kata yang akan kamu sampaikan. Nah, kalo sudah begitu kamu siap tampil deh. Rasa takut yang nyangkut di dalam sukma gak bakalan hadir deh kalo kamu udah percaya diri ngomong di depan umum.

Jangan terlalu mikirin pendapat orang lain. Because we can’t make everybody happy. Karena saat kamu berhadapan dengan sekumpulan orang, entah itu teman-teman kamu atau orang lain, kamu akan ngadepin cara pikir orang yang berbeda-beda.Tidak semua yang kamu sampein bakalan disetujui oleh seluruh pendengar. Kamu jangan terlalu mikirin itu deh ya. Fokus pada apa yang kamu mau bagi dan inspirasikan ke pendengar dari lubuk hatimu yang paling tulus. So, just do it and keep on going! Maju terus pantang mundur. Maju untuk selalu belajar dan nambah amunisi kamu dalam mencari ilmu tentang teknik bicara di depan umum. Buang jauh-jauh rasa malu dan minder kalo kamu mau berhasil. Tetap semangat walau badai menghadang.

Share:

Gunakan APD Untuk Sterilkan Diri di Bulan Suci


 Gunakan APD Untuk Sterilkan Diri di Bulan Suci 

(Aulia Rahim)





Ketika menyambut bulan Ramadhan pun kita diminta untuk mensterilkan diri agar bisa memasuki bulan yang paling steril diantara bulan-bulan yang lainnya. Ramadhan adalah bulan yang paling steril sebab kita mengenalnya sebagai bulan nan suci. Suci yang menandakan bersih, terbebas dari kotoran. Jika dilihat dari definisi steril, steril adalah kondisi bersih dari kuman atau mikroorganisme. Bukankah itu juga berarti suci? 


Dari hal itu pula, kita mengatakan bahwa Ramadhan memang benar adalah bulan nan steril. Kita pun sebagai umat Islam harus memasukinya menggunakan alat pelindung diri agar semua kegiatan yang dilakukan di bulan steril ini akan tetap steril dan terjaga hingga kelak berbuah kemenangan. 

Jika sediaan steril yang hendak diolah itu adalah amal ibadah yang dilakukan maka alat pelindung diri menjadi kunci utama sebelum membuat sediaan steril (amal ibadah). Laboratorium sterilnya adalah bulan Ramadhan dan praktikan yang bertindak adalah kita sebagai umat Islam. 

Diawali dengan mencuci tangan, ini berarti kita diminta untuk membersihkan diri dalam artian lahir dan batin. Secara lahiriyah biasanya kita lakukan dengan cara berwudhu. Secara batiniyah kita lakukan dengan selalu mengiringi dengan hati dengan hal-hal yang terpuji dan membuang jauh-jauh hal-hal yang tercela. Bisa pula kita maknai, cuci tangan di sini, selama bulan Ramadhan kita harus bisa menjaga wudhu, tidak hanya berwudhu tatkala hendak melaksanakan sholat. Ketika batal, maka kita berwudhu. Batal lagi, berwudhu lagi, sehingga wudhu yang ada pada diri ini tetap terjaga. 

Penutup kepala, APD yang pertama kita pakai. Kita ibaratkan bahwa kita jauhi pikiran-pikiran yang kotor ataupun jahat yang selalu bersemayam di otak kita. Pikiran yang membuat kita, ragu-ragu. Pikiran yang membuat kita tidak mau bergerak untuk melakukan amal kebaikan dan ibadah. 

Kaca mata, penanda bahwa kita harus bisa menjaga pandangan dari hal-hal yang tidak baik. Mata ini terlalu sering melihat yang bukan untuk dilihat, dan mata ini pula yang khilaf memberikan informasi ke otak sehingga diolah menjadi sebuah perbuatan yang bertentangan dengan syariat Islam. Kita gunakan mata untuk sering melihat ayat-ayat Al-Qur’an dan untuk melihat kebaikan-kebaikan. Masker, penanda bahwa kita harus bisa menjaga mulut dari berbicara hal-hal yang tidak diinginkan. Lebih baik diam jikalau tidak ada manfaatnya atau bahkan akan berdampak buruk. Kita gunakan mulut hanya untuk berbicara yang baik-baik ataupun diam. Dikala ini alangkah mulianya jika kita bisa membaca Al Qur’an menggunakan mulut yang diberikan sebagai tanda syukur yang tak terhingga. 

Sarung tangan, berarti kita menjaga tangan dari berbuat kerusakan di bumi-Nya. Tangan yang kadang kala tak terkontrol berbuat sesukanya. Kini, saatnya kita gunakan untuk kebajikan dan amal ibadah. Sepatu boot, kaki ini terlalu sering melangkah ke tempat-tempat yang tidak baik. Sekarang, saatnya digunakan untuk melangkah ke tempat-tempat sujud untuk melaksanakan sholat wajib atau rangkaian sholat sunnah yang ada di bulan Ramadhan. 


Gown, pakaian yang digunakan untuk melindungi diri saat melakukan proses steril. Di bulan Ramadhan sebaik-baik pakaian adalah takwa. Sebab, ketakwaan itu pulalah yang akan menjadi buah dari perjuangan selama satu bulan dididik dan dilatih untuk menjadi pribadi yang mulia.

Share:

Sholat Seperti Berbuka Puasa

 


Sholat Seperti Berbuka Puasa 

( Aulia Rahim)



     Pernahkah kita melihat orang yang berbuka puasa? Bukan hanya pernah tapi kita sendiri yang mengalaminya. Jika kita lihat sesaat orang yang berbuka puasa, dia akan menyiapkan segala macam hal sebelum berbuka, dirinya pun sudah duduk manis menunggu adzan Maghrib berkumandang. Bahkan, sebuah candaan ditujukan kepada masyarakat Indonesia yakni waktu yang paling disiplin bagi warga Indonesia adalah waktu saat berbuka puasa sebab sebelum berbuka puasa dia sudah menunggu di depan makanan dan minuman yang siap untuk disantap. Mengapa itu hanya terjadi saat berbuka puasa? 

    Mengapa juga tidak diterapkan ketika hendak sholat fardhu? Kita menunggu adzan berkumandang, duduk manis di atas sajadah siap untuk mendirikan sholat. Sebelum adzan berkumandang, kita sudah mengambil air wudhu untuk bersuci kemudian berpakaian rapi dan mengelar sajadah sambal berzikir pelan menjelang adzan berkumandang. Bukankah itu seperti yang kita lakukan ketika hendak berbuka puasa

    Realitasnya, masih banyak dari kita yang susah atau bahkan tidak pernah menunggu waktu sholat. Saat adzan berkumandang dia masih sibuk dengan aktivitas duniawi. Jangankan untuk mengakhiri, menghentikan sejenak untuk istirahat dan dilanjutkan untuk sholat pun dia tidak melakukannya. Ada apa dengan diri ini? 

    Bersiap-siap sebelum waktunya itulah inti dari berbuka puasa selama ini. Tapi, sangat jarang yang melakukannya juga pada sholat. Padahal, begitu besar pahala yang menanti bagi orang yang mau menunggu sholat


    Apakah karena berbuka puasa adalah sebuah kebutuhan sehingga kita mau menunggu dan bersiap-siap sebelum waktunya tiba? Bukankah sholat juga adalah kebutuhan? Sehingga wajar jika kita pun bisa menerapkan apa yang kita terapkan saat menjelang berbuka puasa. 

    Ataukah selama ini kita belum menyadari bahwa sholat itu adalah kebutuhan? Kita maknai sholat adalah kewajiban sehingga terkadang harus dlkerjakan dengan sebuah keterpaksaan. 

    Jika itu kebutuhan maka dengan senang hati kita akan melakukannya. Sebaliknya, jika itu kewajiban maka akan ada rasa keterpaksaan untuk melakukannya. 

    Jadikanlah sholat seperti berbuka puasa. Tatkala kita bisa menjaga waktu untuk sholat maka kelak sholat pun akan menjaga waktu kita isi dengan hal-hal yang bermanfaat


Share:

Kepo atau Peduli?

 

Kepo atau Peduli?

(Raida Fitriani)




 

“Eh, kuliah kamu masih lama ya? Bukannya dulu target cuma 3 tahun harus lulus?”

“Kok kamu masih nganggur sih? Temen-temen lain udah pada jadi orang kantoran loh,”

“Umur kamu udah segini, masih betah aja sendiri. Yang lain udah pada punya anak.”

 

Sering ga’ sih kita dapat todongan pertanyaan gitu, entah dari kerabat, tetangga, atau bahkan teman kita sendiri. Atau, ternyata kita juga begitu sama orang lain? Niatnya sih mau peduli, eh kok lama-lama kepo ya? Harusnya Cuma bagian ini yang ditanya dan dibahas, malah melebar ke sana ke mari. Jadi, itu kepo atau peduli? Antara mereka kepo alias suka ngurusin dan komentarin hidup orang, atau sebenarnya peduli? Beda loh definisinya.

 

Dilansir dari Google, Kepo salah satu singkatan gaul yang merupakan kepanjangan dari Knowing Every Partucular Object. Biasanya kata ini ditujukan pada seseorang yang serba ingin tahu. Sedangkan peduli adalah sebuah nilai dasar dan sikap memperhatikan dan bertindak proaktif terhadap kondisi atau keadaan di sekitar kita. Peduli adalah sebuah sikap keberpihakan kita untuk melibatkan diri dalam persoalan, keadaan atau kondisi yang terjadi di sekitar kita.

 

Jadi, bertanya tentang kesulitannya terhadap sesuatu, kemudian mencari titik permasalahan dan ikut memikirkan solusi, itu namanya peduli. Karena kita tidak tega jika orang terdekat kita selalu terpuruk dan jatuh tanpa ada tangan yang terulur padanya. Kita bertanya bukan untuk ikut campur dalam hidupnya, cukup fokus pada intinya saja, tanpa melebar ke hal lain yang mungkin saja mereka tidak merasa perlu untuk berbagi cerita.

 

Sedangkan kepo, sebenarnya hanya sebuah cara untuk memuaskan rasa ingin tahu, kemudian tergelitik untuk ikut mengomentari padahal sebenarnya itu tidak ada urusan dan hubungannya sama sekali dengan dirinya. Kadang hasil kepo-nya dijadikan bahan obrolan pada orang lain, untuk ditertawakan, untuk dikomentari dan tidak lantas berakhir menjadi solusi. Hanya kepo, tapi tidak peduli. Suka ikut campur, tanpa tahu letak permasalahannya. Mencoba menggali, agar bisa melebar kemana-mana dan menemukan sumber cerita baru.

 

Pada akhirnya, menjadi orang yang terlalu kepo bisa membuat mental menjadi tidak sehat. Rasa penasaran akan hidup orang lain membuatnya terbuai, sampai lupa untuk lebih memperhatikan hidupnya sendiri. Seakan hidup orang lain lebih menarik untuk diikuti, dicari tahu, dan dikomentari. Tipe orang kepo seperti ini bisa menjadi toxic bagi lingkungannya. Dia tidak lagi memiliki kepekaan terhadap hubungannya dengan orang sekitar, karena rasa ingin tahu-nya jauh lebih membuatnya puas dan bahagia.

 

Tapi peduli dan empati memiliki ruang lingkup yang tertata, ekspresi dan penyusunan katanya lebih emosional, membuat kita akhirnya mau terbuka dan berbagi masalah. Mereka tidak akan bertanya melebihi batas dari apa yang seharusnya mereka tahu. Mereka tidak asal berkomentar, hanya memberi tanggapan yang lebih objektif. Tidak melebih-lebihkan. Kalaupun belum ada solusi, setidaknya mereka menjadi pendengar yang baik. Memberikan ruang bagi kita untuk melepaskan semuanya, tanpa disela atau dijeda.

 

Jadi, sebelum kita ingin masuk dalam permasalahan orang lain, bersikap seolah kita adalah “malaikat” lebih baik perjelas dulu, sebenarnya kita hanya kepo, atau memang peduli?

 

 

Share:

Kamu Bener, Tapi Ga Gitu Caranya!

 


 Kamu Bener, Tapi Ga Gitu Caranya!


(Raida Fitriani)





Ada ga’ sih temen atau orang di sekitar kamu yang kalo ngomong tuh “jujur” banget. Pokoknya yang dia bilang itu bukan basa-basi, fakta dan nyata. Seneng ga’ sih kalo kita bisa ketemu orang begini?

Dalam hubungan antar manusia, ada sikap dan reaksi yang sebenarnya harus diperhatikan dalam interaksi sosial. Saat kita berbaur dengan orang lainnya, ada kalanya kita menahan diri untuk tidak menjadi diri kita sendiri, saat seperti sedang sendirian. Paham ga? Dalam masyarakat, kita akan bertemu dengan karakter yang heterogen, jadi kita ga’ bisa seenaknya bersikap ala kita. Kok gitu? Ya iya, kita harus bisa melihat lingkungan dan orang macam apa yang sedang berinteraksi dengan kita.

Misal, kita orangnya ceplas-ceplos, kadang suka pake kata yang sebenarnya buat orang lain tuh, risih, ga’ nyaman. Nah, saat kita lagi berbaur, adaptasikan diri kita biar ga kebablasan. Pilih kata-kata yang lebih enak didengar dan mudah dicerna sama mereka. Kembali ke soal “jujur” tadi ya, kita orangnya blak-blakan, ga’ suka nyindir tapi langsung tembak. Alasannya apa? Ya karena kita emang ga’ mau ngomongin orang di belakang, ngapain? Langsung todong aja, biar cepat kelar masalahnya. Iya sih, cepat kelar, tapi yakin ga’ bakalan ada buntutnya?

“Aku ngomong bener, itu fakta. Kamunya aja baperan. Terima kenyataan dong ,”

Nah lo, pernah dapat kalimat itu ga’? Gimana perasaan kamu? Sakit? Nyesek? Atau justru lega, karna jarang lo ada orang yang biarpun omongannya nyelekit, tapi langsung bikin khilaf kita ambyar. Kalo kamu tipe orang terakhir, bersyukurlah karena Tuhan kasih kamu kelapangan hati yang luas. Tapi tunggu, jangan lantas bilang kalo tipe lainnya itu lemah, kurang iman, pikirannya dangkal, dan sebagainya. Kamu tidak bisa menghakimi hati dan perasaan orang lain. Kamu mungkin kuat, bisa langsung menerima. Tapi proses penerimaan ke hati seseorang itu beda-beda. Ga’ bisa kamu samain durasinya.

Fir’aun aja, yang kafir dan ngaku sebagai Tuhan, ketika Nabi Musa as dan Nabi Harun as diutus sama Allah, mereka dikasih perintah apa? Kalo ngomong sama Fir’aun itu lemah lembut ya, kasih pencerahan dulu. Jangan langsung ditunjuk sebagai seorang pendosa, terus dicaci-maki dan disumpahin dapat azab. Supaya apa? Kali aja hatinya Fir’aun masih ada celah buat dapat hidayah. Nah kita, mau sejahat apapun orang lain, ga’ bisa bikin kita punya hak untuk langsung menjatuhkannya. Iya, dia salah. Iya, tindakannya buruk. Iya, orangnya bikin kesal. Tapi mereka juga berhak untuk dapat perlakuan dan kata-kata yang baik dari kita. Iya bener, obat itu pahit, tapi bikin sembuh. Tapi ada juga kan obat yang manis, yang juga bikin kita sembuh, walaupun efeknya lebih lambat.

Terus, kita kudu ngapain dong? Bohong? Apa nge-gombal dulu? Ya ga’ lah, kalo kita mau nunjukin kesalahan orang, atau teman, pake cara yang lebih baik diantara yang terbaik. Pastikan yang bakal kita omongin ga’ menyinggung perasaannya, atau justru nyakitin. Kita dikasih otak sama akal, tentu salah satunya buat itu, kan? Kecuali kalo kita udah ga’ punya hati sama perasaan. Kalo dia ga’ mudeng? Ya coba aja lagi, ibarat obat, ada dosisnya. kalo udah parah banget, baru kita bisa mulai mikir untuk pakai cara yang lebih ekstrem. Dan itu adalah pilihan bener-bener pilihan terakhir.

Karna Tuhan tidak menciptakan manusia yang sama dengan lainnya. Untuk apa? Biar kita saling belajar, mengenal dan memahami. Agar kita bisa menjadi obat, dan diobati oleh yang lainnya. Jangan jadi manusia yang egois. Kamu emang bener, tapi kalo pada akhirnya nyakitin hati orang, apa yang kamu dapat? Iya, kamu puas, dan mungkin juga ga’ ada beban. Tapi ending-nya? Dibenci iya, ditinggalin juga iya. Tanpa kamu sadari, kamu udah sendirian.

Share:

Hidup Minimalis

 

Hidup Minimalis

[Rindang Yuliani]

 






Akhir-akhir ini aku banyak mengonsumsi konten digital yang berkaitan dengan hidup minimalis. Aku langsung merasa klik karena sebagian besar prinsip hidupku cocok dengan minimalisme ini. Namun di sisi lain aku juga punya habit yang bertentangan dengan prinsip hidup minimalis.

 

Minimalisme sendiri adalah paham menjalani kehidupan dengan sedikit barang. Bahkan, makna minimalisme bisa menjadi lebih luas yaitu hidup dengan hanya fokus pada sedikit hal baik barang atau pikiran.

 

Persamaan makna minimalis terdapat pada kata sederhana. Ya, minimalis bukan tentang hidup berkekurangan tapi hidup dengan sedikit hal tapi merasa cukup. Itulah kesederhanaan. Jika hanya ingin mengikuti hawa nafsu, kita tidak akan pernah mungkin merasa cukup.

 

Lawan makna kata minimalis adalah konsumtif. Gaya hidup ini mempunyai ciri selalu membeli dan mengonsumsi banyak barang atau informasi sehingga membuat hidup tidak optimal. Contoh seperti gawai yang isi memorinya hampir penuh, sehingga performa kecepatannya menjadi menurun.

 

Sudah aku singgung di atas bahwa aku juga memiliki habit yang tidak minimalis. Salah satunya adalah overthinking. Ya, ada masanya dulu aku memikirkan segala macam hal. Selain itu, ada juga pikiran yang selalu muncul di kepalaku padahal aku sendiri tahu bahwa hal tersebut sama sekali tidak bisa kukendalikan. Lalu mengapa aku memikirkannya?

 

Untuk barnag-barang, aku sebenarnya bukan pembeli yang konsumtif. Tapi aku adalah tipe orang yang sulit membuat braang-barang, padahal barang tersebut secara fungsi sudah tidak berguna lagi. Terlebih jika barang tersebut bernilai sentimental. Duh, barang tersebut pasti akan memenuhi lemariku selama bertahun-tahun. Padahal, itu hanya akan menyita waktu dan energiku untuk memikirkan dan merawatnya.

 

Untuk produk fashion, seperti baju, tas, atau sepatu untunglah aku tidak punya masalah dengan mereka. Aku bisa mengendalikan keinginan untuk memiliki terlalu banyak, jumlah yang kumiliki sedikit tapi cukup. Selain itu, aku menerapkan sistem masuk satu, keluar satu agar jumlah barang yang kumiliki tetap dan tidak membuat rumah penuh. Percaya atau tidak, punya lebih sedikit barang, akan membuat kita lebih bahagia.

 

Begitulah sekilas pemikiranku tentang minimalisme. Bagaimana pengalamanmu dalam menjalani hidup, Teman? Apakah selama ini lebih cenderung minimalis atau konsumtif? []

Share:

Apa yang bisa kita Lakukan untuk Membantu Palestina?

 


Apa yang bisa kita Lakukan untuk Membantu Palestina?

[Rindang Yuliani]

 








Akhir-akhir ini berita tentang Palestina mencuat lagi setelah serangan Israel ke wilayah Palestina pada bulan Ramadan 1442 H. Entah apa yang mereka pikirkan sampai tega merusak khusyuknya peribadatan umat muslim. Bahkan suasana Idul Fitri pun para muslim di sana dalam keadaan mencekam dan tertekan.

 

Yang lebih menyedihkan adalah korban dari kalangan wanita dan anak-anak semakin banyak. Mereka adalah masyarakat awam yang seharusnya mendapat perlindungan bahkan di saat perang. Sedih sekali rasanya mengingat pertikaian tak berujung yang membuat korban berjatuhan dari pihak tak berdosa ini.

 

Selain geram, kita juga bisa membantu Palestina dengan hal-hal yang kita bisa. Berikut adalah beberapa rekomendasi hal yang bisa kita lakukan untuk membantu sesama muslim yang tertindas di sana.

 

1.     Berdoa

Ya, doa adalah bantuan tak terlihat yang bermakna besar. Jangan anggap sepele doa. Semakin banyak yang mendoakan agar keadaan di sana menjadi aman dan kondusif, semakin besar pula kesempatan hal tersebut akan terwujud.

 

2.    Menyebarkan Fakta Konflik Israel dan Palestina

Zaman sekarang, media sosial memiliki kekuatan yang besar. Apalagi jika kamu punya banyak follower. Isilah media sosialmu dengan konten fakta-fakta tentang konflik Israel dan Palestina agar mata dunia semakin terbuka dan kedamaian akan segera terwujud.

 

Ingat ya, hanya sebarkan fakta yang didapat dari sumber terpercaya, bukan hoax sembarangan. Jangan lupa gunakan hastag yang sesuai agar jangkauan postingan kita semakin banyak yang membaca.

 

3.    Berdonasi

Ada banyak keran donasi yang terbuka untuk membantu Palestina. Kita bisa mengisinya lewat manapun, insyaallah sedikit dana yang kita berikan akan sangat bermanfaat bagi mereka. Uang tersebut bisa digunakan untuk kebutuhan pangan, sandang, dan papan mereka. Juga untuk perbaikan atau pembangunan Kembali fasilitas umum yang terus rusak karena kena senjata Israel.

 

Nah, apalagi yang bisa kita lakukan? Silakan isi saranmu pada kolom komentar di bawah. Jika tidak bisa melakukan hal yang besar, mari kita mulai dengan 3 hal kecil di atas terlebih dahulu. Semoga kedamaian akan segera terbit di negeri Palestina. Amin. []

Share:

Most Recent

3/recent/post-list

Popular Posts

Labels

Recent Posts

Kata Kata Bijak

  • Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari.
  • Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.
  • Pramoedya Ananta Toer

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.